17 Mei 2009

Retardasi Mental...Apa itu????

DEFINISI
Retardasi mental adalah kemampuan intelektual yang rendah, yang muncul sebelum umur 18 tahun, dan mengganggu proses perkembangan dan kemampuan normal fungsi pada perilaku adaptif (DSM – IV TR).

DIAGNOSIS
Menurut DSM IV – TR kriteria diagnostik Retardasi Mental adalah:
1.penurunan fungsi intelektual secara signifikan, IQ sama atau kurang dari 70.
2.kegagalan fungsi adaptive sekurang – kurangnya dua area yaitu meliputi komunikasi, self care, home living, kemampuan sosial / interpersonal, kemampuan fungsi akademis, kerja, kesehatan, dan keamanan.
3.onset terjadi sebelum umur 18 tahun.

KLASIFIKASI
1. Mild Mental Retardation : retardasi mental ringan/mild dengan IQ=50-55 sampai 70. Penderita retardasi mental ringan berada dalam taraf pemahaman penggunaan bahasa yang cenderung terlambat termasuk kemampuannya dalam berbicara yang resmi sehingga akan mengganggu kemandiriannya. Ditemukan juga keterlambatan sensori-motorik minimal yang sulit dibedakan dengan orang yang normal Mereka masih mampu dilatih keterampilan sosial dan komunikasi.. Penderita masih mampu belajar (akademik) sampai lebih kurang kelas 6 Sekolah Dasar.
2. Moderate Mental Retardation : retardasi mental sedang/moderate dengan IQ antara 35-40 sampai 50-55. Penderita retardasi mental sedang mampu bicara atau berkomunikasi tetapi sulit bersosialisasi dan memerlukan pengawasan cukup. Penderita retardasi mental sedang ini memiliki tingkat perkembangan bahasa bervariasi, ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana, ada pula yang tidak. Ada yang tidak pernah mampu belajar mempergunakan bahasa, meskipun mungkin mereka dapat mengerti instruksi sederhana dan belajar menggunakan isyarat tangan disebut juga kelompok imbesil.
3. Severe Mental Retardation : retardasi mental berat/severe dengan IQ antara 20-25 sampai 35 - 40. Penderita retardasi mental berat mengalami kesulitan berkomunikasi dan gangguan perkembangan motorik yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya. Kondisi seperti ini menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan syaraf pusat.
4. Profound Mental Retardation : retardasi mental sangat berat/profound dengan IQ kurang dari 20 dan 25. Pada penderita retardasi mental sangat berat fungsi sensori-motoriknya minimal. Pada kondisi ini, penderita sangat terbatas kemampuannya untuk memahami atau memenuhi instruksi yang diberikan, penggunaan bahasa sangat terbatas, paling-paling hanya mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sedrehana. Sebagian besar dari mereka tidak dapat bergeak atau sangat terbatas dalam gerakannya. Hanya mampu berkomunikasi nonverbal yang belum sempurna. Penderita hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri akan kebutuhan dasarnya dan mereka setiap waktu memerlukan bantuan, perawatan dan pengawasan.

KARAKTERISTIK UMUM ANAK RETARDASI MENTAL
Karakteristiknya antara lain:
1.tidak memiliki kemampuan untuk mengerti situasi yang serius dan tidak dapat pula berperilaku sesuai dengan situasi hukum yang berlaku terlebih lagi mereka tidak dapat merespon tindakan dengan cara impulsif.
2.Anak yang mengalami retardasi mental dalam hal komunikasi mengalami kesulitan karena perbendaharaan kata yang terbatas dan mereka mengalami kesulitan (handicap) dalam kemampuan untuk membaca serta menulis.
3.Mereka juga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku yang sesuai dengan usianya dan lebih memilih anak-anak yang usianya lebih rendah dari dirinya sebagai teman karena mereka sukar berinteraksi dengan teman seusianya. Demikian juga interaksi yang terbatas dengan teman lawan jenisnya.
4.Anak retardasi mental dalam beberapa kasus tertentu diketahui bahwa ambang frustasinya rendah sekali dan sering mengalami kekecewaan yang tidak jelas ujung pangkalnya, akhirnya meledak dengan hebatnya.
5.Anak retardasi mental mengalami kesulitan mengingat, memahami, logika dan memecahkan permasalahan suatu hal.http://www.blogger.com/img/blank.gif

PENYEBAB
Ada beberapa faktor yang dinyatakan oleh para ahli sebagai dasar terjadinya retardasi mental antara lain:
1. Heredity (Keturunan)
Sekitar 5 % kasus retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik. Gen adalah unit-unit kimia yang ditemukan dalam semua sel yang nantinya akan ditampakkan oleh sel. Dalam beberapa kasus, ketidaksempurnaan gen diturunkan secara genetis dari orangtua mereka. Gen tersebut mungkin akan mengganggu perkembangan secara normal otak anak. Mungkin hal inilah yang mengambil peranan penting dalam retardasi mental.
2. Prenatal Problems (masalah - masalah sebelum kelahiran)
Keseharian yang dilakukan wanita hamil mungkin akan mempengaruhi kesehatan mental dari janinnya. Sebagai contoh. FAS mempengaruhi sekitar 1 dari 600 anak-anak di USA. FAS disebabkan oleh ibu yang mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan selama mengandung dan hal tersebut sangat berperan/berpengaruh dalam retardasi mental pada janin. Pengkonsumsian obat dan merokok selama mengandung juga mengakibatkan retardasi mental pada janin.
Infeksi pada ibu berperan penting dalam retardasi mental pada janin. Infeksi tersebut menyebar kepada janin dan merusak sistem syaraf termasuk otak. Tekanan darah tinggi dan keracunan darah pada wanita hamil juga menyebabkan kerusakan otak janin, dan berpengaruh terhadap retardasi mental.
Kerusakan janin mungkin terjadi secara natural, dengan alasan-alasan yang tidak diketahui. Salah satu contoh masalahnya adalah neural tube defect. Pada gangguan ini tulang belakang janin tidak dapat menutup secara normal. Cairan mungkin terkumpul pada otak, dan menjadi penyebab hidrocepalus. Kondisi hidrocephalus pada janin juga dapat menjadi salah satu penyebab retardasi mental. Penyebab lainnya dapat berupa virus yang menyerang janin, seperti virus rubela
3. Childhood Illnesses (Sakit pada masa anak-anak)
Terkadang anak pernah mengalami infeksi yang serius. Infeksi ini mungkin dapat disebarkan ke otak dan menyebabkan munculnya radang dan pembengkakan. Perubahan ini dapat merusak sel-sel otak dan menyebabkan retardasi. Luka yang yang terjadi pada anak-anak juga menyebabkan retardasi mental. Pemukulan pada kepala atau kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa dapat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental.
4. Environmental Factors (faktor Lingkungan)
Anak-anak yang tumbuh/berkembang secara normal dapat menjadi/mengalami retardasi mental karena lingkungan dimana ia tinggal/hidup. Kemiskinan, kekurangan nutrisi, kondisi lingkungan yang tidak sehat dan kekurang perhatian pada kondisi kesehatan dapat meningkatkan resiko terjadinya retardasi mental. Anak-anak yang disia-siakan, diperlakukan dengan keras terkadang tidak tumbuh / berkembang secara normal. Dengan sendirinya inteligensi tidak dapat meningkat dan menjadi retardasi (penurunan).
Selain itu, keracunan juga merupakan hal yang dapat menyebabkan retardasi mental. Keracunan pada anak itu terkadang terjadi karena mungkin terdapat unsur - unsur yang berbahaya yang secara tidak sengaja termakan oleh anak.
PROGNOSIS DAN PREVALENSI
Prognosis untuk penderita retardasi mental relatif stabil dari masa kanak – kanak sampai dengan dewasa. Untuk penderita dengan kategori mild sampai moderate kemungkinan dapat berhasil disembuhkan, walaupun mereka membutuhkan pendidikan, komunitas, dukungan keluarga, dan pelatihan vokasional.
Untuk penderita retardasi mental severe dan profound, kemungkinan berkembang cukup sulit. Mereka mempunyai harapan hidup yang pendek, karena masalah kesehatannya.
Tingkat prevalensi penderita retardasi mental sebanyak 1 – 3% dari populasi normal. Retardasi mental banyak terjadi pada laki – laki dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah.

TREATMENT
Beberapa bentuk dari retardasi mental dapat ditreatmen. misalnya retardasi mental yang disebabkan oleh masalah medis seperti hyperthyroidis. Tetapi dalam beberapa kasus, treatment tersebut tidak dapat mengubah kemampuan iteleksual dasar seseorang. Tujuan dari sebagian besar program treatmen adalah membantu mengembangkan intelektual individual dan juga kemampuan fungsional untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Bentuk treatmen:
1.Treatmen pada anak dapat berupa program khusus (yang mengajarkan kemampuan dasar) pada sekolah yang khusus contohnya kemampuan untuk mengurus diri sendiri (mandi dan makan sendiri). Selain itu perlu mencakup latihan keterampilan untuk beradaptasi, sosial dan vokasional.
2.Treatmen untuk retardasi mental pada pertengahan masa remaja, dapat dengan melatih mandiri, dan kemampuan kerja.
3.Treatmen dapat juga berupa terapi keluarga, tujuan terapi ini untuk membantu anggota keluarga untuk memahami tentang retardasi mental.
4.Terapi kelompok sering merupakan format yang baik dengan membuat mereka belajar dalam kehidupan nyata mereka dan menerima umpan balik.
5.Terapi tingkah laku berguna untuk membentuk tingkah laku sosial, mengontrol perilaku agresif atau tingkah laku yang merusak. Untuk mengontrol tingkah laku agresif dapat juga digunakan antara lain preparat lithium karbonat. Sedangkan preparat anti konvulsan seperti karbamazepin atau asam valproate dapat digunakan untuk mengendalikan emosi dan perilaku.
6.Terapi anti psikotik. Pada terapi ini ada risiko penderita mengalami komplikasi tardive dyskinesia (efek samping berat akibat pemberian antipsikotik). Untuk mengurangi risiko terjadinya dapat digunakan anti psikotik atipikal seperti Clozapine atau Risperidone. Pemberian Melthylphenidate pada retardasi mental ringan disertai gejala hiperaktif menunjukkan perbaikan yang signifikan terutama atensi dan kemampuan untuk memusatkan perhatian. Anti depresant yang cukup aman untuk penderita retardasi mental antara lain golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitos). Antipsikotik seperti golongan Haloperidol dan Khlorpromazine dapat menurunkan gerakan-gerakan motorik yang berulang-ulang, tetapi obat-obat ini tidak akan menambah kemampuan adaptasi penderita. Antipsikotik dapat juga digunakan untuk mengendalikan perilaku. Golongan Beta blockers (Beta Adrenergik Receptor Antagonis) seperti Propanolol dapat digunakan untuk mengontrol perilaku eksplosive penderita retardasi mental atau gangguan autistik.

PREVENTION
Retardasi mental dapat dicegah secara preventif dengan beberapa cara. Contohnya adalah:
1.wanita yang hamil dapat menghindari penggunaan alkohol, obat – obatan, dan tembakau.
2.infeksi pada janin harus segera diberi perawatan.
3.pemberian nutrisi yang tepat selama masa hamil, yang dapat memberikan pengaruh yang baik pada fetus.
4.pemberian vaksinasi yang tepat pada anak untuk mencegah infeksi.


So...

Semoga artikel ini berguna bagi pengetahuan intelektual dan moral kita..

Moral???

ya
karena seharusnya orang yang mempunyai hati tidak akan lagi saatnya untuk mengejek, menyepelekan, dan mendiskreditkan orang-orang yang berlabel seperti ini..

Mereka tidak membutuhkan ejekan, tetapi sapaan..
mereka tidak membutuhkan omongan kasar dalam pendidikan tetapi langkah nyata penuh kasih untuk melayani mereka.....

Semoga....

1 komentar:

  1. waahh lengkap pmbahasannya.. gk snggup baca semua.. yg pnting udh dpt intiny ^^
    mksh gan :D

    BalasHapus