29 November 2020
Misa offline perdana
hari ini, minggu 29 nov 2020 aku akhirnya ikut misa offline perdana setelah penutupan gereja 8-9 bulan ini.
senang? iya. takut? ya lumayan.. walaupun ak sudah buat beberapa proteksi dengan double masker, kacamata safety, tapi tadi pintu tidak dibuka semua. jarak bener diatur 1 kursi 2 dan 3. tp sepertinya panitia jg lupa kalau sifatnya radius.. jadi jarak antara yg duduk di kursi depan dgn belakangnya bisa jadi kurang dr 1m.
saat menyambut Tubuh Kristus..ak berdiam.. Tuhan aku tidak pantas Tuhan datang pada saya tp bersabdalah saja maka saya akan sembuh...
kata2 ini benar2 membuat terdiam.. terhenyak.. apakah benar aku layak menyambut Nya? walaupun Dia berkata bukan orang sehat yang membutuhkan tabib tetapi orang sakit.
Aku merasa tidak berjaga jaga seperti injil Markus hari ini. Berjaga-jagalah!
06 November 2020
Intro 2
6 nov 2020
11 tahun mempunyai blog ini
sepertinya muncul keinginan menulis lagi..
dulu pernah baca.. salah satu cara supaya sehat mental adalah menulis.
semua sudah berubah.. prioritas, pekerjaan, keluarga.. tapi ternyata jiwa masih sama.. jiwa untuk mencari.. menemukan.. berkembang..
biarlah ini jadi pengantar tulisan tulisan berikut nya..
salam..
31 Agustus 2011
tiba-tiba kethul uteg.....
setajam-tajamnya samurai, kalau tidak diasah akan menjadi tumpul...
setajam-tajamnya tulisan dari pena, kalau tidak dilatih sama juga akan menjadi tumpul..
setajam-tajamnya pikiran, bila tidak digunakan akan menjadi tumpul juga....
damn.... tiba2 pikiran ini bingung mau kemana,
tiba2 visi yang dulu cukup terlihat setiap minggunya lama2 menjadi hilang...
damn lagi....
dan bagaimana cara aku harus mencari visiku,
bagaimana cara aku harus mencari langkahku...
jalan yang terang tiba2 menjadi gelap...
dan semuanya menghilang.....
hingga akhirnya aku bisa menyimpulkan bahwa ini adalah HIDUPKU....
dan tidak ada yang bisa mengekang kebebasanku....
so, it's time to find my vision again.....
it's time to get and grab the opportunity for my life....
"go to hell with your aid" kata Soekarno,
dan aku pun harus seperti itu,
"Go to hell with your aid, because this is my life and this is my way...."
setajam-tajamnya tulisan dari pena, kalau tidak dilatih sama juga akan menjadi tumpul..
setajam-tajamnya pikiran, bila tidak digunakan akan menjadi tumpul juga....
damn.... tiba2 pikiran ini bingung mau kemana,
tiba2 visi yang dulu cukup terlihat setiap minggunya lama2 menjadi hilang...
damn lagi....
dan bagaimana cara aku harus mencari visiku,
bagaimana cara aku harus mencari langkahku...
jalan yang terang tiba2 menjadi gelap...
dan semuanya menghilang.....
hingga akhirnya aku bisa menyimpulkan bahwa ini adalah HIDUPKU....
dan tidak ada yang bisa mengekang kebebasanku....
so, it's time to find my vision again.....
it's time to get and grab the opportunity for my life....
"go to hell with your aid" kata Soekarno,
dan aku pun harus seperti itu,
"Go to hell with your aid, because this is my life and this is my way...."
03 April 2011
don't give up with your fear.....
Kemarin saya membaca sebuah cerita pendek karangan Anthony de Mello. Ceritanya seperti ini, “menurut suatu dongeng di India kuno, ada seekor tikus yang selalu tertekan karena takut kepada seekor kucing. Seorang tukang sihir merasa kasihan kepadanya lalu mengubahnya menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia menjadi takut kepada anjing. Tukang sihir tersebut lalu mengubahnya lagi menjadi seekor anjing. Setelah menjadi anjing, muncul lagi ketakutannya kepada harimau. Maka tukang sihir tersebut mengubahnya menjadi seekor harimau. Menjadi harimau ternyata tidak membuat ketakutannya hilang. Dia mulai takut kepada pemburu. Pada saat itu tukang sihir menyerah. Ia mengubah harimau tersebut menjadi seekor tikus lagi dan berkata “Apa pun yang saya lakukan tidak akan membantumu karena engkau mempunyai hati seekor tikus.”
Perasaan takut yang dialami tikus dalam cerita tadi seringkali pula kita alami dalam hidup. Kita merasa takut terhadap sesuatu, takut terhadap masa depan, cemas terhadap ketidakpastian, takut gagal, takut mati, takut ditinggalkan, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Saya punya ketakutan, dan saya yakin kamu pun juga punya rasa takut.
Dalam ilmu psikologi, ketakutan atau kecemasan diartikan sebagai an unpleasant emotion triggered by anticipation of future events, memories of past events, or rumination about the self. Psychologist mengkategorikan kecemasan menjadi dua. Normal anxiety dan disorder anxiety. Normal anxiety occurs when people react appropriately to the situation causing the fear. For example, most people feel anxious on the first day at a new job. They may be unfamiliar with their duties, or they may be unsure they made the correct decision in taking the job. Despite these feelings and any accompanying phsycological responses. They carry on and eventually adapt. Sedangkan disorder anxiety adalah perasaan cemas yang terrefleksikan dalam tindakan yang di luar kewajaran. Sebagai contoh, penderita obsessive compulsive yang mencuci tangan berulang-ulang karena cemas dengan adanya kuman di tangannya.
Ketika kamu merasa cemas, otak memberikan komando kepada beberapa organ tubuh lain sehingga membuat perubahan fisiologis. Detak jantung meningkat, muncul keringat dingin, trembling, dizziness, and tension which may range severity and origin. Di dalam pikiran pun, kecemasan yang terjadi bisa sangat meyakinkan sehingga segala hal yang seharusnya mudah untuk dilakukan, bisa menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin. Dan jika ini terjadi, ini menjadi sangat berbahaya karena tindakanmu akan menjadi terhenti.
Lalu bagaimana mengatasi kecemasan? Dari pengalaman hidupku aku mendapatkan cara-cara untuk mengatasi kecemasanku.
1. Terima fakta kecemasan
Menerima fakta bahwa aku cemas terhadap suatu hal ternyata memudahkanku untuk beradaptasi ketika aku menghadapi sumber kecemasanku. Contohnya seperti ini, sebelum berangkat ke Riau, aku benar-benar cemas karena aku belum pernah pergi sampai keluar pulau. Dalam pikiranku muncul ketakutan tentang bagaimana nanti di Riau, bagaimana perjalananku kesana, apakah aku akan betah dsb. Berhari- hari aku sangat cemas mengenai situasi tersebut. Aku ingat di malam sebelum aku berangkat, akhirnya aku baru menerima bahwa aku harus pergi dari zona nyamanku di Jogja.
2. rubah persepsi.
Merubah persepsi dari “aku cemas” menjadi “aku bersyukur” ternyata sangat membantuku pula dalam menghadapi sumber kecemasanku. Sebelum aku menerima kecemasanku untuk pergi ke Riau, banyak sekali keluhan kecemasan yang muncul dari mulutku, Tetapi setelah aku berusaha untuk merubah persepsiku, menjadi aku bersyukur karena sedikit orang yang dapat pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, atau menjadi tahu situasi kota lain, perlahan kecemasanku itu berkurang.
3. Do what you fear
Perlu keberanian untuk melihat rasa cemas sebagai hasil pemikiran resah. Ada suatu pepatah”make mistake and learn from them”. Ternyata 90 persen dari kekhawatiran tidak akan terjadi dan 10 persen di luar kendali kita. So, kenapa harus takut? Taklukkan rasa takut dengan melakukan segala hal yang kamu takutkan selama ini. Aku memutuskan untuk berangkat dari Jogja ke Riau dan ternyata apa yang kucemaskan waktu itu tidak terjadi.
Rekan-rekan sekalian, jangan biarkan kecemasan menguasaimu, sadarilah kecemasanmu, rubah persepsimu, lakukan apa yang kamu cemaskan dan percayalah, ada keindahan yang akan kamu dapatkan..
Perasaan takut yang dialami tikus dalam cerita tadi seringkali pula kita alami dalam hidup. Kita merasa takut terhadap sesuatu, takut terhadap masa depan, cemas terhadap ketidakpastian, takut gagal, takut mati, takut ditinggalkan, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Saya punya ketakutan, dan saya yakin kamu pun juga punya rasa takut.
Dalam ilmu psikologi, ketakutan atau kecemasan diartikan sebagai an unpleasant emotion triggered by anticipation of future events, memories of past events, or rumination about the self. Psychologist mengkategorikan kecemasan menjadi dua. Normal anxiety dan disorder anxiety. Normal anxiety occurs when people react appropriately to the situation causing the fear. For example, most people feel anxious on the first day at a new job. They may be unfamiliar with their duties, or they may be unsure they made the correct decision in taking the job. Despite these feelings and any accompanying phsycological responses. They carry on and eventually adapt. Sedangkan disorder anxiety adalah perasaan cemas yang terrefleksikan dalam tindakan yang di luar kewajaran. Sebagai contoh, penderita obsessive compulsive yang mencuci tangan berulang-ulang karena cemas dengan adanya kuman di tangannya.
Ketika kamu merasa cemas, otak memberikan komando kepada beberapa organ tubuh lain sehingga membuat perubahan fisiologis. Detak jantung meningkat, muncul keringat dingin, trembling, dizziness, and tension which may range severity and origin. Di dalam pikiran pun, kecemasan yang terjadi bisa sangat meyakinkan sehingga segala hal yang seharusnya mudah untuk dilakukan, bisa menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin. Dan jika ini terjadi, ini menjadi sangat berbahaya karena tindakanmu akan menjadi terhenti.
Lalu bagaimana mengatasi kecemasan? Dari pengalaman hidupku aku mendapatkan cara-cara untuk mengatasi kecemasanku.
1. Terima fakta kecemasan
Menerima fakta bahwa aku cemas terhadap suatu hal ternyata memudahkanku untuk beradaptasi ketika aku menghadapi sumber kecemasanku. Contohnya seperti ini, sebelum berangkat ke Riau, aku benar-benar cemas karena aku belum pernah pergi sampai keluar pulau. Dalam pikiranku muncul ketakutan tentang bagaimana nanti di Riau, bagaimana perjalananku kesana, apakah aku akan betah dsb. Berhari- hari aku sangat cemas mengenai situasi tersebut. Aku ingat di malam sebelum aku berangkat, akhirnya aku baru menerima bahwa aku harus pergi dari zona nyamanku di Jogja.
2. rubah persepsi.
Merubah persepsi dari “aku cemas” menjadi “aku bersyukur” ternyata sangat membantuku pula dalam menghadapi sumber kecemasanku. Sebelum aku menerima kecemasanku untuk pergi ke Riau, banyak sekali keluhan kecemasan yang muncul dari mulutku, Tetapi setelah aku berusaha untuk merubah persepsiku, menjadi aku bersyukur karena sedikit orang yang dapat pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, atau menjadi tahu situasi kota lain, perlahan kecemasanku itu berkurang.
3. Do what you fear
Perlu keberanian untuk melihat rasa cemas sebagai hasil pemikiran resah. Ada suatu pepatah”make mistake and learn from them”. Ternyata 90 persen dari kekhawatiran tidak akan terjadi dan 10 persen di luar kendali kita. So, kenapa harus takut? Taklukkan rasa takut dengan melakukan segala hal yang kamu takutkan selama ini. Aku memutuskan untuk berangkat dari Jogja ke Riau dan ternyata apa yang kucemaskan waktu itu tidak terjadi.
Rekan-rekan sekalian, jangan biarkan kecemasan menguasaimu, sadarilah kecemasanmu, rubah persepsimu, lakukan apa yang kamu cemaskan dan percayalah, ada keindahan yang akan kamu dapatkan..
27 Januari 2011
wis wae sorry.......
Diiringi hujan di tanah Riau, di laptopku terdengar nyanyian Steven and Coconut Trezz yang sendu... dan hanya satu kata yang bisa kukatakan terhadap lagu itu... "DAMN..."
lirik dengan alunan reggae yang mendayu-dayu itu bener membuatku harus bener-bener merubah persepsi, mereset memori, dan memformat ulang pemikiranku terhadap seseorang yang pernah mencintai dan kucintai...
putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus.......
kukira semua akan selesai dengan nyambung dan akhirnya diputuskan oleh Gusti ingkang Maha Kuwaos... tp ternyata tidak seperti jawaban dalam sakramen perkawinan di gereja2 katolik itu..
apa yang dipersatukan manusia belum tentu tidak diceraikan manusia....
oke....setelah peristiwa itu pun otak ini terus berputar untuk merubah semua hal yang kurang tepat dalam berrelasi yang sumbernya dariku sendiri...berusaha untuk mencari apa yang harus diperbaiki untuk relasi yang sudah terjalin cukup lama ini...
tetapi lalu muncul gagrak baru yaitu minggatnya permaisuri dari tangan pangeran karena digondol asu.....
bajingan tenan.......
but life must go on.... semua harus berjalan... roda kehidupanku tidak akan berhenti hanya gara2 paku kecil....
memang untuk memperbaiki roda yang bocor karena paku kita perlu berhenti sejenak menambal atau mungkin mengganti roda yang lama dengan yang baru.
dan inilah yang sedang kulakukan....
rehat dulu karena tahu roda sudah benar-benar tidak bisa ditambal dan mencari dulu roda baru untuk mengganti roda yang lama itu....mbok nek meh divulkanisir wae aku mending muni wegah wae... sudah capek berada seperti yang dinyanyikan si gimbal steven tersebut
supaya ga penasaran.. ni lagu yang bener-bener mbikin aku muak bin setengah mati emosi pengen mbanting laptop....tapi dengan lagu ini bener2 membuatku menyadari bahwa dulu ternyata aku memang "mati rasa" sampai2 perlu beberapa proses putus nyambung yang membuat akhirnya sadar kalau ternyata dia bukan orang terbaik untukku....
Sebuah kisah usang
dalam kehidupan
yang pernah terlewatkan
penuh rasa kecewa
terbentur sebuah tanya
yang tak terjawab
menyakitkan......
tlah berulang kali
ku terjatuh di jurang yang sama
dan terbiasa hingga ku mati rasa
tlah berulang kali
terjerembab di lubang yang sama
dan terbiasa hingga ku mati rasa
*special thanks for steven coconut trezz dan mayanet yang sudah mendownloadkan lagu ini natal 2010 yang lalu....
lirik dengan alunan reggae yang mendayu-dayu itu bener membuatku harus bener-bener merubah persepsi, mereset memori, dan memformat ulang pemikiranku terhadap seseorang yang pernah mencintai dan kucintai...
putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus.......
kukira semua akan selesai dengan nyambung dan akhirnya diputuskan oleh Gusti ingkang Maha Kuwaos... tp ternyata tidak seperti jawaban dalam sakramen perkawinan di gereja2 katolik itu..
apa yang dipersatukan manusia belum tentu tidak diceraikan manusia....
oke....setelah peristiwa itu pun otak ini terus berputar untuk merubah semua hal yang kurang tepat dalam berrelasi yang sumbernya dariku sendiri...berusaha untuk mencari apa yang harus diperbaiki untuk relasi yang sudah terjalin cukup lama ini...
tetapi lalu muncul gagrak baru yaitu minggatnya permaisuri dari tangan pangeran karena digondol asu.....
bajingan tenan.......
but life must go on.... semua harus berjalan... roda kehidupanku tidak akan berhenti hanya gara2 paku kecil....
memang untuk memperbaiki roda yang bocor karena paku kita perlu berhenti sejenak menambal atau mungkin mengganti roda yang lama dengan yang baru.
dan inilah yang sedang kulakukan....
rehat dulu karena tahu roda sudah benar-benar tidak bisa ditambal dan mencari dulu roda baru untuk mengganti roda yang lama itu....mbok nek meh divulkanisir wae aku mending muni wegah wae... sudah capek berada seperti yang dinyanyikan si gimbal steven tersebut
supaya ga penasaran.. ni lagu yang bener-bener mbikin aku muak bin setengah mati emosi pengen mbanting laptop....tapi dengan lagu ini bener2 membuatku menyadari bahwa dulu ternyata aku memang "mati rasa" sampai2 perlu beberapa proses putus nyambung yang membuat akhirnya sadar kalau ternyata dia bukan orang terbaik untukku....
Sebuah kisah usang
dalam kehidupan
yang pernah terlewatkan
penuh rasa kecewa
terbentur sebuah tanya
yang tak terjawab
menyakitkan......
tlah berulang kali
ku terjatuh di jurang yang sama
dan terbiasa hingga ku mati rasa
tlah berulang kali
terjerembab di lubang yang sama
dan terbiasa hingga ku mati rasa
*special thanks for steven coconut trezz dan mayanet yang sudah mendownloadkan lagu ini natal 2010 yang lalu....
31 Agustus 2009
teman vs sahabat
setelah beberapa kali melihat FB, aku lalu berpikir ternyata jumlah teman yang masuk dalam friendlistku ternyata cukup banyak... lebih dari 200an...ak baru sadar kalo ternyata banyak orang yang mau berteman denganku.
tetapi apakah aku tahu secara personal dengan mereka??? apakah mereka juga tahu secara personal tentang aku...??? kalau boleh berhitung... berapa yang menjadi teman karena tahu secara personal tentang aku??? bukan karena sering melihat waktu di kampus, SMA, SMP atau SD..??? atau sering bertegur sapa dalam kegiatan gereja, les2an, dll...
Ya... dengan sangat menyesal ak akan mengatakan bahwa yang tahu secara personal tentang diriku mungkin tidak sampai seperlima dari jumlah yang ada dalam friendlistku...
sekarang mari kita berrefleksi....
kata "teman" seringkali mudah kita ucapkan ketika kita membutuhkan atau ingin mengadakan simbiosis mutualisme... "nek ak butuh yo ak bakal ngsms kw..." nek ak butuh ak bakal nelpon kw... " "nek ak butuh yo ak bakalan nang omahmu..." begitu pula ketika ada orang lain yang kita sering sebut dengan kata "teman" itu membutuhkan suatu hal pada kita...
lalu... "nek aku ra butuh bantuanmu piye..??" "Yo ak ga bakal sms, nelpon, ngabari, mampir omah, dll...." "nek km kaya... punya rumah, kerja, mobil, dlllllllll, ak bakal menjadi temanmu NEK ORA YO MINGGATO...!!!" atau kalo pernah mendengar kata2 ini "KITA TEMENAN AJA YA....." TEMENAN DARI HONGKONG........!!!!
dengan kata lain... kata "teman" ini sudah menjadi lekat dengan segala bentuk kepentingan dan simbiosis mutualisme...hubungan relasi yang pertama kali didasarkan pada kepentingan. atau mungkin relasional yang terbiaskan oleh berbagai kepentingan personal...
ini kalo teman....
lha kalo sahabat...???
menurut refleksi pengalaman hidupku hari ini... sahabat ini lebih tinggi kualitasnya dari teman, mungkin dalam segi kuantitas, jumlah sahabat setiap orang tidak lebih dari jumlah teman yang dimiliki dalam friendlistnya.
Yang namanya sahabat...
ga urusan kalo ak butuh atau kamu butuh.... pasti kita tetap berrelasi...
kata "sahabat" lepas dari kepentingan-kepentingan mutualisme yang membiaskan sebuah relasi antarsesama.
sahabat tidak memandang siapa kamu... latar belakangmu apa... lifestyle mu bagaimana... tetapi lebih memandang bagaimana memberikan cinta untuk orang lain....
bagaimana berkorban untuk kebahagiaan sahabatnya walau mungkin itu dianggap orang lain yang tidak tahu sebagai tindakan bodoh.....
so....
hari ini tadi ak mendapat sms dari seseorang. Dia menanyakan suatu hal yang mungkin menjadi suatu kebutuhannya karena sudah lebih dari dua minggu dia tidak mengsms aku lagi... dan setelah kujawab ternyata mungkin jawabanku sudah menjawab pertanyaannya dan dia tidak mengsms ak lagi untuk sekedar mengucapkan terima kasih atau apapun.....
dan dari situ ak disadarkan bahwa mungkin memang sulit bertemu ketika dua pihak yang berhubungan melihat hubungan itu sebagai pertemanan atau persahabatan....
dan dari situ ak tahu bahwa dia memang menganggapku sebagai teman.. (atau mungkin teman yang menyebalkan sehingga berkali2 kujawab semua keingintahuannya tetapi tidak ada 1 kali pun terimakasih yang terlontar dari bibirnya).
tetapi ya sudahlah... itu menjadi pelajaran yang berharga untukku....
so lagi.... daripada memikirkan cara berteman, atau yang berhubungan dengan teman lebih baik mulai detik ini... mari kita memandang orang lain sebagai sahabat kita tidak lagi sekedar teman. sehingga kita akan lebih terbuka dan mampu memberikan cinta untuk orang lain tanpa terbiaskan oleh kepentingan-kepentingan personal.
-belajar menjadi sahabat-
tetapi apakah aku tahu secara personal dengan mereka??? apakah mereka juga tahu secara personal tentang aku...??? kalau boleh berhitung... berapa yang menjadi teman karena tahu secara personal tentang aku??? bukan karena sering melihat waktu di kampus, SMA, SMP atau SD..??? atau sering bertegur sapa dalam kegiatan gereja, les2an, dll...
Ya... dengan sangat menyesal ak akan mengatakan bahwa yang tahu secara personal tentang diriku mungkin tidak sampai seperlima dari jumlah yang ada dalam friendlistku...
sekarang mari kita berrefleksi....
kata "teman" seringkali mudah kita ucapkan ketika kita membutuhkan atau ingin mengadakan simbiosis mutualisme... "nek ak butuh yo ak bakal ngsms kw..." nek ak butuh ak bakal nelpon kw... " "nek ak butuh yo ak bakalan nang omahmu..." begitu pula ketika ada orang lain yang kita sering sebut dengan kata "teman" itu membutuhkan suatu hal pada kita...
lalu... "nek aku ra butuh bantuanmu piye..??" "Yo ak ga bakal sms, nelpon, ngabari, mampir omah, dll...." "nek km kaya... punya rumah, kerja, mobil, dlllllllll, ak bakal menjadi temanmu NEK ORA YO MINGGATO...!!!" atau kalo pernah mendengar kata2 ini "KITA TEMENAN AJA YA....." TEMENAN DARI HONGKONG........!!!!
dengan kata lain... kata "teman" ini sudah menjadi lekat dengan segala bentuk kepentingan dan simbiosis mutualisme...hubungan relasi yang pertama kali didasarkan pada kepentingan. atau mungkin relasional yang terbiaskan oleh berbagai kepentingan personal...
ini kalo teman....
lha kalo sahabat...???
menurut refleksi pengalaman hidupku hari ini... sahabat ini lebih tinggi kualitasnya dari teman, mungkin dalam segi kuantitas, jumlah sahabat setiap orang tidak lebih dari jumlah teman yang dimiliki dalam friendlistnya.
Yang namanya sahabat...
ga urusan kalo ak butuh atau kamu butuh.... pasti kita tetap berrelasi...
kata "sahabat" lepas dari kepentingan-kepentingan mutualisme yang membiaskan sebuah relasi antarsesama.
sahabat tidak memandang siapa kamu... latar belakangmu apa... lifestyle mu bagaimana... tetapi lebih memandang bagaimana memberikan cinta untuk orang lain....
bagaimana berkorban untuk kebahagiaan sahabatnya walau mungkin itu dianggap orang lain yang tidak tahu sebagai tindakan bodoh.....
so....
hari ini tadi ak mendapat sms dari seseorang. Dia menanyakan suatu hal yang mungkin menjadi suatu kebutuhannya karena sudah lebih dari dua minggu dia tidak mengsms aku lagi... dan setelah kujawab ternyata mungkin jawabanku sudah menjawab pertanyaannya dan dia tidak mengsms ak lagi untuk sekedar mengucapkan terima kasih atau apapun.....
dan dari situ ak disadarkan bahwa mungkin memang sulit bertemu ketika dua pihak yang berhubungan melihat hubungan itu sebagai pertemanan atau persahabatan....
dan dari situ ak tahu bahwa dia memang menganggapku sebagai teman.. (atau mungkin teman yang menyebalkan sehingga berkali2 kujawab semua keingintahuannya tetapi tidak ada 1 kali pun terimakasih yang terlontar dari bibirnya).
tetapi ya sudahlah... itu menjadi pelajaran yang berharga untukku....
so lagi.... daripada memikirkan cara berteman, atau yang berhubungan dengan teman lebih baik mulai detik ini... mari kita memandang orang lain sebagai sahabat kita tidak lagi sekedar teman. sehingga kita akan lebih terbuka dan mampu memberikan cinta untuk orang lain tanpa terbiaskan oleh kepentingan-kepentingan personal.
-belajar menjadi sahabat-
17 Agustus 2009
what the fuckin shit with the lifestyle......
pernahkah merasa tertekan dengan gaya hidup????
mengapa banyak orang memilih untuk hanya sekedar ikut-ikut dan masuk ke dalam arus gaya hidup....?? bukan lalu menjadi pelopor gayahidup???
mengapa gaya hidup malah lalu menjadi yang utama, hendak diseragamkan, dan menjadi prioritas??? mengapa kita tidak melihat bahwa sebenarnya kita tidak perlu menyeragamkan gaya hidup karena sebagai manusia kita mempunyai individual diferences..???atau mengapa kita juga tidak melihat bahwa gaya hidup sebenarnya merupakan kebutuhan sekunder bahkan kebutuhan tersier...???
ya akhirnya ak lalu menyanyikan lirik dream theater
"I'm tired of this fight...."
bukan untuk menyerah..... tetapi untuk mencari jalan terbaik.......
bukan untuk menjadi kalah.... tetapi untuk mencari kemenangan nyata untukku....
selamat tinggal my luvly gupy....
"I'm learning to survive...
without you in my life..
till you come knocking at my door...."
mengapa banyak orang memilih untuk hanya sekedar ikut-ikut dan masuk ke dalam arus gaya hidup....?? bukan lalu menjadi pelopor gayahidup???
mengapa gaya hidup malah lalu menjadi yang utama, hendak diseragamkan, dan menjadi prioritas??? mengapa kita tidak melihat bahwa sebenarnya kita tidak perlu menyeragamkan gaya hidup karena sebagai manusia kita mempunyai individual diferences..???atau mengapa kita juga tidak melihat bahwa gaya hidup sebenarnya merupakan kebutuhan sekunder bahkan kebutuhan tersier...???
ya akhirnya ak lalu menyanyikan lirik dream theater
"I'm tired of this fight...."
bukan untuk menyerah..... tetapi untuk mencari jalan terbaik.......
bukan untuk menjadi kalah.... tetapi untuk mencari kemenangan nyata untukku....
selamat tinggal my luvly gupy....
"I'm learning to survive...
without you in my life..
till you come knocking at my door...."
Langganan:
Postingan (Atom)